Pangan Fungsional

Klorofil dalam Daun Pepaya

Tanaman pepaya (Carica papaya, L) merupakan jenis tanaman yang tidak asing bagi masyarakat banyak sekali manfaatnya mulai dari buah, bunga dan daunnya. Salah satu bagian tanaman pepaya yang banyak dimanfaatkan adalah daun pepaya. Daun pepaya muda dapat dibuat sebagai bahan berbagai ragam sayuran. Bagi sebagian orang makan dengan sayur lalap daun pepaya dapat menambah nafsu makan (Kalie B, 2007). Daun pepaya ini juga memiliki banyak manfaat untuk ibu-ibu yang menyusui. Daun pepaya biasa dikonsumsi dalam bentuk jamu untuk memperlancar ASI yang sering dengan sebutan “uyub-uyub” dalam istilah Jawa. Beberapa wilayah di pulau Jawa memiliki resep khusus yang nikmat rasanya. Sayur daun pepaya memiliki rasa yang agak pahit namun banyak masyarakat yang mengkonsumsi daun tersebut karena dikenal memiliki banyak khasiat.
Pada daun pepaya yang berwarna hijau banyak mengandung klorofil. Kandungan klorofil pada tumbuhan memiliki jumlah yang banyak yaitu rata-rata 1% berat kering ( Rozak ,M. et.al, 2008). Berdasarkan jurnal penelitian Nintya dan Yulita N pada tahun 2009 analisis kandungan klorofil a, klorofil b, dan klorofil total pada beberapa tanaman sayuran menyimpulkan bahwa kandungan klorofil terbesar pada daun pepaya dan memiliki potensi sebagai food suplemen. Klorofil merupakan pigmen tanaman berwarna hijau dan terdapat pada kloroplas di dalam sel daun tanaman dan bagian lain yang berwarna hijau. Klorofil terdapat lima macam yaitu klorofil a, klorofil b, klorofil c, klorofil d dan klorofil e. Klorofil a dan klorofil b terdapat pada tanaman tingkat tinggi sedangkan klorofil c, d, dan e terdapat pada tanaman ganggang (Pitojo, S.2008).
Klorofil merupakan nutrisi vital bagi tubuh dan merupakan komponen molekul yang dapat diterima oleh tubuh secara alamiah. Klorofil berperan sebagai desinfektan dan antibiotik, berperan menghilangkan senyawa beracun dalam tubuh, melindungi tubuh dari senyawa karsinogenik, dan sebagai alternatif pengganti transfusi darah melalui konsumsi oral (Pitojo, S.2008). Kinerja klorofil mengambil gas CO2 dan melepaskan gas O2 selain itu dapat membantu meningkatkan jumlah sel darah merah, mengatasi anemia, membersihkan jaringan tubuh, membersihkan hati, dan membantu fungsi hati, meningkatkan daya tahan tubuh, memperkuat sel dan melindungi DNA.
Pemanfaatan daun pepaya yang sering digunakan oleh masyarakat pada umumnya melalui pemasakan tingkat rumah tangga seperti misalnya membuat oseng- oseng daun pepaya, buntil daun pepaya, dan pepes daun pepaya. Pemasakan ini berpengaruh terhadap kandungan klorofil yang terdapat pada daun pepaya, karena kestabilan klorofil sangat dipengaruhi oleh enzim, asam lemah, cahaya dan panas sehingga mendorong terjadinya degradasi klorofil (Mangos, T. J., & Berger, R. G. 1997). Perlunya kecermatan dalam pengolahan bahan pangan khususnya daun pepaya iniagar nutrisi yang terkandung di dalamnya termasuk pigmen klorofil tidak banyak yang hilang.

Baca selengkapnya PANGAN FUNGSIONAL
  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • RSS

Mengkudu dan Hypertensi


Hypertensi dan Faktor Penyebab
Hypertensi adalah penderita yang mempunyai tekanan darah diatas tekanan darah normal (≥ 140/95). Dewasa ini prevalensi penyakit hypertensi di Indonesia sekitar 10%, berdasarkan hasil survei pada tahun 1992 penyebab kematian terbanyak (16,4%) disebabkan oleh karena penyakit jantung dan pembuluh darah yang diantaranya adalah tekanan darah tinggi atau hypertensi (Handayani L;Didik B.,1997).
Hypertensi terjadi karena banyak faktor antara lain adalah :
1. Usia yang semakin tua
Semakin tua seseorang pengaturan metabolisme zat kapur (kalsium) semakin terganggu, banyak zat kapur yang beredar bersama darah, darah menjadi padat, endapan kalsium di dinding pembuluh darah menyebabkan penyempitan pembuluh darah sehingga tekanan darah meningkat. Pertambahan usia juga menyebabkan elastisitas arteri berkurang, kaku sehingga volume darah kurang lancar. Agar kebutuhan darah tercukupi jantung memompa darah lebih kuat sehingga tekanan darah semakin meningkat, hal ini berakibat tekanan sistole dan diatole memiliki perbedaan yang besar.
2. Stress dan tekanan mental
Salah satu tugas dari saraf simpatis adalah merangsang pengeluaran hormon adrenalin. Hormon ini mempengaruhi kinerja jantung sehingga berdetak lebih cepat dan menyebabkan penyempitan darah tepi. Saraf tepi pada orang yang stres (tekanan mental yang keras) bekerja lebih berat sehingga hormon yang dihasilkan lebih banyak pula akibatnya terjadi peningkatan tekanan darah karena jantung memompa darah lebih cepat dari normal (jantung berdebar-debar). Hal-hal yang membuat stres adalah menemui masalah sulit yang tidak terpecahkan, ujian/tes, situasi keluarga, macet, mental tertekan, suasana lingkungan kurang mendukung.


3. Kelebihan Asupan Makanan
Makan berlebihan dapat menyebabkan kegemukan (obesitas). Kegemukan lebih cepat terjadi pada orang mempunyai pola hidup pasif atau kurang gerak (kurang berolah raga) apalagi dipicu dengan konsumsi makanan yang kurang sehat (makanan banyak mengandung lemak jahat, kolesterol dalam tubuh berlebih), sehingga menyebabkan penyempitan disepanjang pembuluh darah serta penyumbatan lemak yang akan membuat jantung lebih cepat untuk memompa darah agar kebutuhan oksigen terpenuhi, akibatnya tekanan darah meningkat (hypertensi).
4. Merokok
Rokok mengandung zat yang berbahaya bagi tubuh misalnya nikotin, tar, dan gas karbon. Gas karbon meningkatkan keasaman sel darah, darah menjadi kental dan banyak menempel di dinding pembuluh darah, tar merupakan bahan yang dapat meningkatkan kekentalan darah sehingga jantung memompa darah lebih kuat, nikotin memacu pengeluaran hormon adrenalin sehingga memacu jantung untuk bekerja lebih giat.
5. Konsumsi Minuman Beralkohol
Alkohol dapat merusak fungsi saraf tepi dan pusat, apabila terganggu maka akan menyebabkan tekanan darah meningkat, selain itu darah akan menjadi kental. Kekentalan ini akan memaksa jantung untuk memompa darah lebih kuat lagi, agar sampai keseluruh tubuh. Hal tersebut mengakibatkan tingginya tekanan darah.
6. Kelainan Fungsi Organ Tubuh
Salah satu organ yang berpengaruh adalah ginjal. Apabila ginjal mengalami penurunan fungsi dalam menyaring darah maka akan menyebabkan sisa metabolisme yang seharusnya dibuang ikut beredar kembali ke bagian tubuh yang lain, volume darah meningkat sehingga volume darah yang dikeluarkan jantung juga meningkat.
7. Lain-lain
Kebiasaan minum kopi, penggunaan kontrasepsi (pil KB), serta kurangnya aktifitas olah raga menjadi faktor lain pemicu penyakit hypertensi (Anonim. 2010).

Penderita hypertensi umumnya adalah usia lanjut, penderita usia lanjut akan menyebabkan beban ketergantungan secara emosi dan ekonomi bagi keluarga karena biaya pengobaatan berlangsung lama dan seumur hidup. Usia 50 tahun merupakan usia rawan terjadinya penyakit tersebut. Pesatnya perkembangan dunia medis juga menyebabkan berkembangnya obat untuk penderita hypertensi beberapa tahun terakhir ini. Penelitian terus dikembangkan untuk menemukan obat yang mempunyai efektifitas yang optimal dengan dampak negatif seminimal mungkin.

Mengkudu dan Khasiatnya
Budaya masyarakat sebenarnya juga tidak lepas dari obat-obatan tradisional warisan nenek moyang. Salah satu obat yang berkhasiat adalah mengkudu (Morinda citrifolia (Noni)). Obat ini mempunyai pengaruh untuk menurunkan tekanan darah tinggi. Berdasarkan sumber dari majalah Flona edisi 27/II-mei 2005 Hal. 16 dan 2 konsumsi sari buah mengkudu akan membantu penyediaan hormone xeronine. Xeronine dari mengkudu bekerja secara kontradiktif. Pada penderita tekanan darah tinggi, xeronin menurunkan tekanan darah menjadi normal. Pada penderita tekanan darah rendah, mengkudu meningkatkan tekanan darah darah. Dengan kata lain, sari buah mengkudu berfungsi sebagai adaptogen, penyeimbang fungsi sel-sel tubuh. Perasan daging buah mengkudu memberikan perubahan sangat berarti pada jantung, yaitu menurunkan kekuatan kontraksi otot jantung, menurunkan kecepatan denyut jantung dan menaikkan jumlah aliran darah koroner jantung setiap menitnya. Buah mengkudu (Morinda citrifolia (Noni)) mengandung sejenis fitonutrien, yaitu scopoletin yang berfungsi untuk memperlebar saluran pembuluh darah yang mengalami penyempitan. Hal ini menyebabkan jantung tidak perlu bekerja terlalu keras untuk memompa darah, sehingga tekanan darah menjadi normal.
Menurut Widayat, W. 2010, manfaat lain yang dapat dirasakan karena mengkonsumsi sari buah mengkudu adalah dapat meningkatkan sistem kekebalan tubuh seperti efek antibakteri, efek anti nyeri atau analgesik, dapat mengambat pertumbuhan sel-sel kanker atau tumor. Sebagai anti radang dan anti allergi, mengatur kegiatan metabolisme dalam tubuh sehingga menjadi normal kembali. Beberapa masalah kesehatan juga dapat diatas dengan buah ini, pada sistem pencernaan: perut kembung, luka pada usus halus, radang lambung, muntah-muntah dan keracunan makanan. Sistem pernapasan: Batuk,bronchitis, sakit tenggorokan, sinusitis, asma. Sistem kardiovaskular: kolesterol tinggi, meningkatkan transportasi oksigen di dalam sel. Penyakit kulit: luka bakar, luka memar, kudis, bisul, selulit, cacing kulit, ketombe, kurap,dan radang pada kulit, borok pada kulit, dan masalah-masalah pada kulit lainnya. Mulut dan tenggorokan: radang tenggorokan, gusi berdarah, batuk, sariawan, sakit gigi.
Gangguan menstruasi: Sindrom pramenstruasi, siklus haid yang tidak teratur, nyeri pada waktu haid. Awet muda: sari buah mengkudu dapat digunakan sebagai tonik untuk mengatasi keriput akibat proses penuaan. Penyakit-penyakit dalam tubuh: diabetis, hepatitis kronis, sakit pinggul, sakit kepala, gangguan fungsi ginjal, kencing batu, ganguan pada hormontiroid. Defisiensi daya tahan tubuh: candidiasis kronis penyakit akibat infeksi virus HIV.

Baca selengkapnya PANGAN FUNGSIONAL
  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • RSS
Diberdayakan oleh Blogger.

Klorofil dalam Daun Pepaya

Tanaman pepaya (Carica papaya, L) merupakan jenis tanaman yang tidak asing bagi masyarakat banyak sekali manfaatnya mulai dari buah, bunga dan daunnya. Salah satu bagian tanaman pepaya yang banyak dimanfaatkan adalah daun pepaya. Daun pepaya muda dapat dibuat sebagai bahan berbagai ragam sayuran. Bagi sebagian orang makan dengan sayur lalap daun pepaya dapat menambah nafsu makan (Kalie B, 2007). Daun pepaya ini juga memiliki banyak manfaat untuk ibu-ibu yang menyusui. Daun pepaya biasa dikonsumsi dalam bentuk jamu untuk memperlancar ASI yang sering dengan sebutan “uyub-uyub” dalam istilah Jawa. Beberapa wilayah di pulau Jawa memiliki resep khusus yang nikmat rasanya. Sayur daun pepaya memiliki rasa yang agak pahit namun banyak masyarakat yang mengkonsumsi daun tersebut karena dikenal memiliki banyak khasiat.
Pada daun pepaya yang berwarna hijau banyak mengandung klorofil. Kandungan klorofil pada tumbuhan memiliki jumlah yang banyak yaitu rata-rata 1% berat kering ( Rozak ,M. et.al, 2008). Berdasarkan jurnal penelitian Nintya dan Yulita N pada tahun 2009 analisis kandungan klorofil a, klorofil b, dan klorofil total pada beberapa tanaman sayuran menyimpulkan bahwa kandungan klorofil terbesar pada daun pepaya dan memiliki potensi sebagai food suplemen. Klorofil merupakan pigmen tanaman berwarna hijau dan terdapat pada kloroplas di dalam sel daun tanaman dan bagian lain yang berwarna hijau. Klorofil terdapat lima macam yaitu klorofil a, klorofil b, klorofil c, klorofil d dan klorofil e. Klorofil a dan klorofil b terdapat pada tanaman tingkat tinggi sedangkan klorofil c, d, dan e terdapat pada tanaman ganggang (Pitojo, S.2008).
Klorofil merupakan nutrisi vital bagi tubuh dan merupakan komponen molekul yang dapat diterima oleh tubuh secara alamiah. Klorofil berperan sebagai desinfektan dan antibiotik, berperan menghilangkan senyawa beracun dalam tubuh, melindungi tubuh dari senyawa karsinogenik, dan sebagai alternatif pengganti transfusi darah melalui konsumsi oral (Pitojo, S.2008). Kinerja klorofil mengambil gas CO2 dan melepaskan gas O2 selain itu dapat membantu meningkatkan jumlah sel darah merah, mengatasi anemia, membersihkan jaringan tubuh, membersihkan hati, dan membantu fungsi hati, meningkatkan daya tahan tubuh, memperkuat sel dan melindungi DNA.
Pemanfaatan daun pepaya yang sering digunakan oleh masyarakat pada umumnya melalui pemasakan tingkat rumah tangga seperti misalnya membuat oseng- oseng daun pepaya, buntil daun pepaya, dan pepes daun pepaya. Pemasakan ini berpengaruh terhadap kandungan klorofil yang terdapat pada daun pepaya, karena kestabilan klorofil sangat dipengaruhi oleh enzim, asam lemah, cahaya dan panas sehingga mendorong terjadinya degradasi klorofil (Mangos, T. J., & Berger, R. G. 1997). Perlunya kecermatan dalam pengolahan bahan pangan khususnya daun pepaya iniagar nutrisi yang terkandung di dalamnya termasuk pigmen klorofil tidak banyak yang hilang.

Mengkudu dan Hypertensi


Hypertensi dan Faktor Penyebab
Hypertensi adalah penderita yang mempunyai tekanan darah diatas tekanan darah normal (≥ 140/95). Dewasa ini prevalensi penyakit hypertensi di Indonesia sekitar 10%, berdasarkan hasil survei pada tahun 1992 penyebab kematian terbanyak (16,4%) disebabkan oleh karena penyakit jantung dan pembuluh darah yang diantaranya adalah tekanan darah tinggi atau hypertensi (Handayani L;Didik B.,1997).
Hypertensi terjadi karena banyak faktor antara lain adalah :
1. Usia yang semakin tua
Semakin tua seseorang pengaturan metabolisme zat kapur (kalsium) semakin terganggu, banyak zat kapur yang beredar bersama darah, darah menjadi padat, endapan kalsium di dinding pembuluh darah menyebabkan penyempitan pembuluh darah sehingga tekanan darah meningkat. Pertambahan usia juga menyebabkan elastisitas arteri berkurang, kaku sehingga volume darah kurang lancar. Agar kebutuhan darah tercukupi jantung memompa darah lebih kuat sehingga tekanan darah semakin meningkat, hal ini berakibat tekanan sistole dan diatole memiliki perbedaan yang besar.
2. Stress dan tekanan mental
Salah satu tugas dari saraf simpatis adalah merangsang pengeluaran hormon adrenalin. Hormon ini mempengaruhi kinerja jantung sehingga berdetak lebih cepat dan menyebabkan penyempitan darah tepi. Saraf tepi pada orang yang stres (tekanan mental yang keras) bekerja lebih berat sehingga hormon yang dihasilkan lebih banyak pula akibatnya terjadi peningkatan tekanan darah karena jantung memompa darah lebih cepat dari normal (jantung berdebar-debar). Hal-hal yang membuat stres adalah menemui masalah sulit yang tidak terpecahkan, ujian/tes, situasi keluarga, macet, mental tertekan, suasana lingkungan kurang mendukung.


3. Kelebihan Asupan Makanan
Makan berlebihan dapat menyebabkan kegemukan (obesitas). Kegemukan lebih cepat terjadi pada orang mempunyai pola hidup pasif atau kurang gerak (kurang berolah raga) apalagi dipicu dengan konsumsi makanan yang kurang sehat (makanan banyak mengandung lemak jahat, kolesterol dalam tubuh berlebih), sehingga menyebabkan penyempitan disepanjang pembuluh darah serta penyumbatan lemak yang akan membuat jantung lebih cepat untuk memompa darah agar kebutuhan oksigen terpenuhi, akibatnya tekanan darah meningkat (hypertensi).
4. Merokok
Rokok mengandung zat yang berbahaya bagi tubuh misalnya nikotin, tar, dan gas karbon. Gas karbon meningkatkan keasaman sel darah, darah menjadi kental dan banyak menempel di dinding pembuluh darah, tar merupakan bahan yang dapat meningkatkan kekentalan darah sehingga jantung memompa darah lebih kuat, nikotin memacu pengeluaran hormon adrenalin sehingga memacu jantung untuk bekerja lebih giat.
5. Konsumsi Minuman Beralkohol
Alkohol dapat merusak fungsi saraf tepi dan pusat, apabila terganggu maka akan menyebabkan tekanan darah meningkat, selain itu darah akan menjadi kental. Kekentalan ini akan memaksa jantung untuk memompa darah lebih kuat lagi, agar sampai keseluruh tubuh. Hal tersebut mengakibatkan tingginya tekanan darah.
6. Kelainan Fungsi Organ Tubuh
Salah satu organ yang berpengaruh adalah ginjal. Apabila ginjal mengalami penurunan fungsi dalam menyaring darah maka akan menyebabkan sisa metabolisme yang seharusnya dibuang ikut beredar kembali ke bagian tubuh yang lain, volume darah meningkat sehingga volume darah yang dikeluarkan jantung juga meningkat.
7. Lain-lain
Kebiasaan minum kopi, penggunaan kontrasepsi (pil KB), serta kurangnya aktifitas olah raga menjadi faktor lain pemicu penyakit hypertensi (Anonim. 2010).

Penderita hypertensi umumnya adalah usia lanjut, penderita usia lanjut akan menyebabkan beban ketergantungan secara emosi dan ekonomi bagi keluarga karena biaya pengobaatan berlangsung lama dan seumur hidup. Usia 50 tahun merupakan usia rawan terjadinya penyakit tersebut. Pesatnya perkembangan dunia medis juga menyebabkan berkembangnya obat untuk penderita hypertensi beberapa tahun terakhir ini. Penelitian terus dikembangkan untuk menemukan obat yang mempunyai efektifitas yang optimal dengan dampak negatif seminimal mungkin.

Mengkudu dan Khasiatnya
Budaya masyarakat sebenarnya juga tidak lepas dari obat-obatan tradisional warisan nenek moyang. Salah satu obat yang berkhasiat adalah mengkudu (Morinda citrifolia (Noni)). Obat ini mempunyai pengaruh untuk menurunkan tekanan darah tinggi. Berdasarkan sumber dari majalah Flona edisi 27/II-mei 2005 Hal. 16 dan 2 konsumsi sari buah mengkudu akan membantu penyediaan hormone xeronine. Xeronine dari mengkudu bekerja secara kontradiktif. Pada penderita tekanan darah tinggi, xeronin menurunkan tekanan darah menjadi normal. Pada penderita tekanan darah rendah, mengkudu meningkatkan tekanan darah darah. Dengan kata lain, sari buah mengkudu berfungsi sebagai adaptogen, penyeimbang fungsi sel-sel tubuh. Perasan daging buah mengkudu memberikan perubahan sangat berarti pada jantung, yaitu menurunkan kekuatan kontraksi otot jantung, menurunkan kecepatan denyut jantung dan menaikkan jumlah aliran darah koroner jantung setiap menitnya. Buah mengkudu (Morinda citrifolia (Noni)) mengandung sejenis fitonutrien, yaitu scopoletin yang berfungsi untuk memperlebar saluran pembuluh darah yang mengalami penyempitan. Hal ini menyebabkan jantung tidak perlu bekerja terlalu keras untuk memompa darah, sehingga tekanan darah menjadi normal.
Menurut Widayat, W. 2010, manfaat lain yang dapat dirasakan karena mengkonsumsi sari buah mengkudu adalah dapat meningkatkan sistem kekebalan tubuh seperti efek antibakteri, efek anti nyeri atau analgesik, dapat mengambat pertumbuhan sel-sel kanker atau tumor. Sebagai anti radang dan anti allergi, mengatur kegiatan metabolisme dalam tubuh sehingga menjadi normal kembali. Beberapa masalah kesehatan juga dapat diatas dengan buah ini, pada sistem pencernaan: perut kembung, luka pada usus halus, radang lambung, muntah-muntah dan keracunan makanan. Sistem pernapasan: Batuk,bronchitis, sakit tenggorokan, sinusitis, asma. Sistem kardiovaskular: kolesterol tinggi, meningkatkan transportasi oksigen di dalam sel. Penyakit kulit: luka bakar, luka memar, kudis, bisul, selulit, cacing kulit, ketombe, kurap,dan radang pada kulit, borok pada kulit, dan masalah-masalah pada kulit lainnya. Mulut dan tenggorokan: radang tenggorokan, gusi berdarah, batuk, sariawan, sakit gigi.
Gangguan menstruasi: Sindrom pramenstruasi, siklus haid yang tidak teratur, nyeri pada waktu haid. Awet muda: sari buah mengkudu dapat digunakan sebagai tonik untuk mengatasi keriput akibat proses penuaan. Penyakit-penyakit dalam tubuh: diabetis, hepatitis kronis, sakit pinggul, sakit kepala, gangguan fungsi ginjal, kencing batu, ganguan pada hormontiroid. Defisiensi daya tahan tubuh: candidiasis kronis penyakit akibat infeksi virus HIV.